Jika
aku mati, apa yang paling kau kenang tentang aku?
Demikian
suatu pertanyaan yang pernah Ia lontarkan beberapa waktu yang lalu. Sungguh
suatu pertanyaan yang tidak setiap orang terpikirkan, bahkan untuk di sampaikan
Satu-satu
para sahabatnya menjawab
“segala kabaikan mu,
sobat”
Dalam
hati kecilnya ia bertanya, kebaikan macam apa? Sungguhkan Ia orang baik seperti yang di katakan? Sebagi
manusia biasa yang sering berbuat khilaf, bahkan juga kesalahan yang di sengaja
maupun di rencanakan, masih pantas kah
itu di kenang sebagai kebaikan? Tapi jika memang Iya, Ia hanya bisa bersukur,
ternyata sekotor apapun manusia, dirinya masih memiliki sisi baik
“Kasih tau nggak yaaa …”
Seperti
hal nya kebanyakan pertanyaan serius yang di jawab becanda, atau pertanyaan
becanda yang di tanggapi serius, ia berfikir, mungkin bagi temannya tidak ada
apapun yang bisa di ingat. Mungkin ini lebih baik, daripada harus terkenang
hal-hal yang tidak menyenangkan. Terkadang “tidak saling mengenal” lebih baik
dari pada hubungan yang dekat namun saling menyakiti
“Saat
di kost Pondok Indah th. 2000 an kita kehilangan sesuatu yg nempel di roda
motor orang (tertawa)”
Tiba-tiba
ia terkikik sendiri, karena jawaban teman kost nya semasa kuliah di Solo dulu,
sungguh mengejutkan. Ia hampir melupakan peristiwa itu. Karena itu masa di
mana, Ia – mereka – menghabiskan waktu dengan kenakalan-kenakalan remaja. Kehilangan
benda laknat, yang maksud hati di sembunyikan, malah hilang …. kenangan “terbaik”
yang melekat di ingatannya pada saat itu
“kebaikan
dan kegilaanmu mommy cantik (emoticon kiss)”
Sekali lagi ia termenung, apakah ia
sebaik itu? Kebaikan apa yang pernah ia berikan? AH, mungkin baik bukan berarti
ia pernah kasih-kasih sesuatu, begitu luas definisi soal baik, putusnya. Kegilaan?
Hahaha … Ya, kalo hal satu ini ia mengakui, kalo dirinya agak gila dalam banyak
hal. Acap kali tidak bisa di tolelir akal sehat, tapi menurut nya, itulah yang
membuat dia bisa menikmati hari-hari di mana buat sebagian orang mungkin membosankan,
dengan kegilaan nya ia mampu menikmati kebosanan
“Lu
senior gw di kampus mom... (tertawa lambat)
Senior? Hahaha … Ia tertawa geli.
Betapa masa-masa menjadi “kakak senior” di kampus itu memang menyenangkan. Bisa
belagak galak, dan cari perhatian. Walau agak kurang setuju saat itu di sebut senior,
tapi pada kenyataannya memang ia kakak angkatan di atas temannya ini
“ngasih
gua roti ulangtahun, dikampus lowanu”
Baginya, ini sama sekali bukan
kenangan yang mudah di ingat. Ia sama sekali tidak menemukan file di memory
otak nya, di mana ia memberikan “roti ulang tahun” di kampus pada seseorang.
Dan jika memang ternyata ia lupa, ia mengirimkan permohonan maaf terbesarnya,
namun begitu ia katakan, ia punya kenangan lain yang bisa di ingat tentang
temannya 1 ini “saat mencari rumah sakit ‘SEMLOHAY HOSPITAL’ di Kebun Jeruk”
“Slengeanmu”
“Rambut
nya mirip mbah surip hahahahaha”
“Lo
baik ki. Cenderung asyik. Hee”
“Rambut mu yg atas, bawah, tengah..kiri...kanan....Dan semuaaaaaaaaanya”
“Charles
and Keith”
Ah, hahaha … Ia tertawa . Ya, dia
ingat – temannya ini menjanjikan memberikan nya sepasang wedges C & K,
dengan catatan mereka harus bertemu. Ia pernah menitipkana pesan, jika pada saat
nya Ia mati dan belum sempat berjumpa lagi, baginya tidak ada hutang
apapun diantara kalian
“wanita
perkasa yang gagah berani...hehehe...”
Ini adalah “Kenangan” terlucu yang
pernah Ia dengar. Sebab Ia tidak pernah merasa dirinya sebagai wonder woman
ataupun wanita perkasa. Ia hanya perempuan pada umumnya, yang mewek saat nonton
drama korea, belanja yang nggak-nggak saat galau, bahkan mudah termakan rayuan.
Tapi Ia menerima kenangan di mata teman nya ini, yang selama belasan taun tidak
pernah dijumpainya – hanya di dunia maya. Biarlah seperti itu yang ada dalam
kenangannya
“Tubuh
mu, ciuman mu, sentuhan mu”
Tiba-tiba Ia terdiam lamaa sekali. Di mata nya
ku lihat begitu banyak kisah yang tak mampu bercerita. Padaku kemudian Ia berkata, “biar ini kusimpan
sendiri dan aku bawa mati”
“pernah
jadi salah satu bahan tulisan kamoohhh (emoticon kiss)”
Ia tersenyum haru saat membaca.
Sedikit air mata menggenang di pelupuk matanya, walau tak sampai menetes. Ini
komentar sahabat, yang beberapa kali di jadikan tema tulisan-tulisan nya. Sebagai
bentuk kekaguman dan rasa tulusnya atas persahabatan yang di bangun diantara
mereka
“Mulai
darimana yah?? Banyaaaaakk”
“F1
Cikini, Black Canyon coffee, kepiting asap & bingka (emoticon melet)”
Ini mungkin akan jadi kenangan yang
sedikit berat, di mana Ia dalam 3 tahun terakhir sering kali menghabiskan waktu bersama sahabatnya disini. Dari masih
galau, dapat pacar, sampai sahabatnya ini menikah, mereka selalu disini . “kenang
selalu jalan-jalan yang kita tapaki sepanjang Cikini” – pesan nya
Aku melihat sekeliling. Ratusan keluarga,
handai taulan, dan para sahabat berkumpul di samping gundukan tanah merah basah, semerbak menerpa wangi bunga segar dari atas nya. Wajah mereka gelap, tertutup duka yang pekat.
Sebagai orang terdekat nya semasa
hidup, membacakan pesan terakhir diatas pusara tadi adalah penghormatan terakhir yang sudah ku
penuhi – janji terakhir yang sangat berat, sama berat nya harus merelakan Ia
pergi
Jika
aku mati, apa yang paling kau kenang tentang aku?
Kalian akan mengenang nya – Ia pernah
menjadikan pertanyaan ini sebagai status nya di Facebook –
Brawijaya Raya, September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar