CURCOL

Curcol (20) fenomena (20) Fiksi (9) Opini (19)

Selasa, 07 Agustus 2012

DOA YANG DI KABULKAN


Saat manusia di muka bumi ini “bermonolog” dengan sang Khalik, saya menyebutnya itu sebagai Doa. isinya - biasanya - Permintaan hal-hal yang baik, menyenangkan, yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan para hambanya

Kalimat “Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita ingin kan” – Itu benar adanya. Karena Dia Maha mengetahui apa yang tidak di ketahui dari sedikit ilmu manusia. Tapi pernahkan kita menyadari, kalo DIA  – pun sebenernya sering mengabulkan apa yang kita ingin kan?  Namun ternyata kita tidak sanggup menajalani keinginan sendiri yang telah di kabulkan oleh Nya?

Waktu kuliah dulu, saya pernah Monolog sama Tuhan, kurang lebih gini

“Tuhan, di Jogja banyak Bule tuh, mau dong  salah 1 nya jadi temen saya, biar saya pinter & lancar bahasa Inggris nya” 

Keinginan saya di kabulkan. Salah 1 (mantan) teman cowok saya, punya pacar Bule Australi. Karena kami tinggal di rumah yang sama, otomatis itu bule nya serumah juga dong sama saya.  Tapi ternyata, Bule nya bule Kuper.  Saking Kupernya, boro-boro ya dia ngajarin  saya ngoceh bahasa Inggris, keluar kamar aja jaraaaaang, intinya nggak mau sosialisasi. Di tambah, ternyata (mantan) temen cowok saya – yang nota bene pacarnya –  posesive banget, saya ngga pernah berusaha “di dekatkan” sama itu Bule  . Hih!

Andai ada Dialog antara saya dengan Tuhan, mungkin sepereti ini isinya :

Saya: “Tuhan, terima kasih udah kabulin keinginan saya punya kenalan orang bule. Serumah malah. Tapi kok kayak gitu? Sombong, di kamar mulu, pacar nya ngga ngizinin saya temenan”
Tuhan : “Dulu Doa kamu apa?”
Saya : “Pengen Punya temen bule”
Tuhan : “Aku  sudah kabulkan kan? Apakah kamu pernah meminta secara detil keinginan mu?”
Saya : “Tidak, Tuhan”
Tuhan : “Lain kali, jika kamu memohon pada Ku, pastikan kamu SIAP, saat Aku mengabulkannya”

Ada lagi kisah keinginan saya, yang oleh Nya di Kabulkan.  Dengan isi doa kira-kira seperti ini

“Saya kuliah jurusan komunikasi karena saya Ingin jadi Reporter, Kabulkan doa ku Tuhan”

Lulus kuliah setahun, saya bener loooh jadi Reporter. Tapi reporter Gosip. Alias Infotainment. Awal-awal  sih happy, doa terkabul. 3 Bulan kemudian mulai berasa deh, ganjalan di hati, saat melawan nurani ketika harus membongkar  aib orang dan menyebarkan nya ke publik, seperti itulah penilaian saya.  Saya mempertanyakan kembali pada Tuhan. Jika ada dialog nya, mungkin seperti ini ;

Saya : “Tuhan, terima kasih keinginan saya jadi Reporter di kabulkan. Tapi kenapa begini ya? Siang malam nungguin rumah orang, Cuma supaya tau kebenaran & aib mereka?   Belom harus berantem sama cameramen, supir songong, juga sama korlip nya L
Tuhan : “Dulu kamu memohon apa pada Ku?”
Saya : “Jadi Reporter”
Tuhan : “Sudah Aku penuhi. Apa Pernah kamu minta pada Ku, reporter yang seperti apa?”
Saya : “Tidak, Tuhan”
Tuhan : “Lain kali, jika kamu memohon pada Ku, pastikan kamu SIAP, saat Aku mengabulkannya”

Kisah lain saya, mengenai Keinginan saya yang di Kabulkan Oleh Nya , di dahului dengan do’a kira-kira seperti ini

“ Tuhan, saya ingin punya suami yang dari luar pulau Jawa. Biar nanti kalo pulang kampung nya nggak di Jawa lagi, jawa lagi”

Dan Tuhan mengabulkan keinginan saya. Saya di beri jodoh, Lelaki tampan asli Kalimantan Timur, dari suku Dayak. Tapi apa yang terjadi? Ternyata kami jarang sekali bisa berjumpa dengan keluarga dari sana.  Karena Tiket peswat Mahal banget. Dan sungguh sedih rasanya, bertahun-tahun tidak bisa pulang.
Jika ada dialog nya, mungkin seperti ini ;

Saya : “Tuhan, terima kasih keinginan saya berjodohkan orang dari luar pulau jawa di kabulkan, tapi ternyata tinggal beda pulau malah bikin susah ketemu keluarga
Tuhan : “Dulu kamu minta nya Apa?”
Saya : “Punya suami bukan orang dari pulau Jawa”
Tuhan : “Sudah Aku penuhi. Apa kamu pernah minta Pada ku, bagaimana menjalani kehidupan yang saling berjauhan dengan keluarga?”
Saya : “Tidak, Tuhan”
Tuhan : “Lain kali, jika kamu memohon pada Ku, pastikan kamu SIAP, saat Aku mengabulkannya”

Salah seorang sahabat saya juga pernah mengutarakan keinginan dirinya, yang ia pintakan kepada Tuhan. 

“Keinginan gue sederhana, gue pengen jadi ibu rumah tangga yang melayani suami. Suami nya yang kerja jam kantoran. Berangkat jam 8  pagi, pulang jam 4 sore.”

Kesederhanaan keinginannya itu di kabulkan Tuhan, dia mendapatkan persis seperti doa nya.  Dan …

“Suami gue hidup dalam dunia kerja nya, pun ketika sudah di rumah. Sementara dia tidur depan TV, gue di kamar. Dia emang  kerja berangkat pagi pulang sore, tapi kami hampir ngga pernah bicara satu sama lain. Bertahun-tahun kami seperti ini. Gue kesepian” 

Andai ada dialog antara sahabat saya dengan Tuhan, dapatkah  kita membayangkan seperti apa kan isi pembicaraannya?

GOD IS GREAT , GOD IS GOOD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar