CURCOL

Curcol (20) fenomena (20) Fiksi (9) Opini (19)

Jumat, 22 Juni 2012

BAHAGIA

Suatu hari saya baca status teman di Facebook yang isinya kurang lebih

"Tidak bolehkah aku mendapatkan kebahagian?"
lain waktu yang intinya sama, dari kawan yang lain, kurang lebih

 "aku ingin merasakan arti kebahagiaan"

dan teman saya yang lainnya lagi, dalam tangisnya yang baru saja usai (kedengeran dari parau suaranya, walau saya hanya mendengarkan di ujung telepon) berkata;

 "Gue ngga pernah merasakan kebahagiaan"

Seingat saya, saya komentar dan menjawab yang isinya balik lagi bertanya, "EMANGNYA APA SIH DEFINISI KEBAHAGIAAN BUAT ELO?" . Oke, yang 2 orang pasang status di FB ngga jawab, tapi teman saya yang nelpon menjelaskan

"Jangan berantem mulu sih, gue pengen di sayang, di cintai, di manja" (sama pasangannya)

Kalo di lihat dari status-status sebelom nya, 2 teman Facebook saya sepertinya juga menjurus maksud BAHAGIA nya itu , ya terhadap pasangan . whatever, sementara itu kesimpulan saya pribadi

Dalam tulisan saya kali ini, saya tidak bermaksud menggurui apalagi sampai menghakimi, Cuma gelisah aja sama pertanyaan soal kebahagiaan. Memangnya kebahagian itu datangnya DARI ORANG LAIN ya? Kalo iya kebahagiaan itu datang  dari orang lain, EMANG ELO HIDUP DI MUKA BUMI INI SAMA DIA DOANG?

Kebahagiaan itu sejatinya datang bukan dari siapa-siapa, tapi DARI DIRI KITA SENDIRI. Kita lah yang menciptakan kebahagian, kitalah yang memberikan kebahagian, dan kitalah yang harusnya merasakan kebahagiaan

"aku tidak bahagia tanpa dirinya"

"Kenapa sih kau selalu menyakitiku? Mengapa kau tidak pernah membahagiakan ku?"

Hei Ladies, bangun ! Buka mata kalian
(sori, rasanya hampir ngga pernah catatan saya menunjuk hidung orang, tapi untuk yang satu ini terpaksa saya lakukan, karena saya disini sebagai pengamat bukan pelaku)

Lihat anak-anak mu? Umur berapa sekarang? Tidak bahagiakah kamu liat wajah ceria mereka? Tidak bahagiakah kamu  melihat kelulusan sekolah mereka? Tidak bahagiakan kamu melihat nilai-nilai rapot mereka?

Coba mampir ke rumah Ibu mu, tidak bahagiakah kamu melihat Ibu yang sehat & Nampak sedang lahap makan? Lihat bapak mu sedang nonton TV dan mengajak mu diskusi tentang acaranya.

Tidak bahagiakah kamu masih bisa ketemu sahabat lama, tertawa-tawa, bahas hal-hal remeh yang lucu, sambil sesekali icip-icip masakannya, atau bahkan ngumpet-ngumpet bakar rokok bersama?

Cobalah BERSYUKUR dan berbahagia atas apa yang BANYAK SUDAH KITA DAPAT dan JANGAN MENGELUH TIDAK BAHAGIA HANYA KARENA 1 YANG BELUM DI DAPAT - "MASALAH ASMARA"

Kalo memang dengan bersama tidak bisa bahagia, kenapa di paksakan? Kalo toh berpisah bukan jalan keluarnya, berarti Cara berfikir mu lah jalan keluarnya

Ubah cara berfikir mu. Bikin pikiran mu bahagia, maka hati mu akan bahagia. Bikin hati mu bahagia, maka pikiran mu akan bahagia. Lakukanlah hal-hal yang MEMBUAT DIRI MU BAHAGIA

Kemarin jujur saya sedih saat anak saya tidak lulus waktu test di MIN (Madrasah Ibtidiyah Negri). Tapi apa kemudian saya jadi tidak bahagia? Nggak lah. Saya sadar diri kok, akan kemampuan anak saya. Emang rezeki nya mungkin nggak disitu, dan saya Bahagia akhirnya anak saya di terima di SDN dan masuk pagi pula, walau jarak tempuhnya jauh dari rumah Ibu saya, tapi yang penting anak saya Happy karena dengan begitu dia bisa diantar jemput pake motor (nggak jalan/ngangkot lagi). Lihat anak saya Happy, saya bahagia banget !

BANYAK CARA MENDAPATKAN BAHAGIA , bukan?

"Ah, elu enak Mom ngemeng begini, suami lo orang nya asik, cuek, santai, pengertian, cakeep pula - maka nya lo happy-happy aja"
(oke yang "cakep" - gue sendiri yang nambahin :P )

Ladies,

Mungkin di mata mu, saya terlihat banyak "enak" nya , maka nya bisa bahagia. Jangan salah, saya bisa mendapatkan kebahagiaan tidak karena saya memiliki apa yang kamu fikirkan. Pasangan saya juga banyak kekurangannya, tapi saya tetap bahagia - dengan cara saya

Jangan liat saya, atau orang lain - tolak ukur bahagia kita nggak sama

*cipok*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar