Wayan bergegas membenahi surat-surat berharga. KTP, KK, dan
yang terpenting Serifikat Mualaf dari masjid Istiqlal. Hatinya begitu
sumringah. Ya, akhirnya Wayan bisa melamar Putri, rekan sekerjanya yang selama
ini dicintainya. Wayan Tahu, Putri pun memiliki perasaan yang sama, namun
bertahun-tahun mereka tidak bisa bersatu, karena perbedaan keyakinan
Setengah ngebut Wayan memacu SUV Sportnya menuju rumah
Putri. Sepanjang jalan senyum lebar menghiasi wajahnya. Aku juga sudah sunat,
Put!
Saat hendak memarkirkan mobil, Wayan sedikit terkejut. Di
halaman rumah Putri, sudah terpasang tenda bagus, dan juga ramai tamu. Musik
khas Minang mengalun pelan dari sebuah speaker. Jantung Wayan berdegup kencang
Ini bukan acara kematian. Ini pesta … tapi pesta apa? Pesta
siapa?
Perlahan Wayan melangkah mendekati keramaian
“Ini pesta pernikahan” gumam Wayan panik.
Ia pun makin bergegas masuk, dalam kalutnya Ia menyeruak menuju pelaminan. Wayan mulai paham ini acara apa, matanya nyalang mencari sosok Putri
“Ini pesta pernikahan” gumam Wayan panik.
Ia pun makin bergegas masuk, dalam kalutnya Ia menyeruak menuju pelaminan. Wayan mulai paham ini acara apa, matanya nyalang mencari sosok Putri
“Astagfirlah, Elu I Wayan Wijana? I Wayan Wijana yang dulu di
Cek & Ricek?” Tanya seorang lelaki tua hitam gemuk dengan rambut tipis dikepala yang
sudah memutih. Umurnya kira-kira 65 tahun.
Wayan menoleh. Walau Nampak Tua, dia masih hapal muka kocokan arab ini. Ia adalah script writter di kantornya
Wayan menoleh. Walau Nampak Tua, dia masih hapal muka kocokan arab ini. Ia adalah script writter di kantornya
“Hah? Afif? Ini elu?” Wayan terkejut bukan kepalang.
Wayan bingung, tetapi tetap celingukan mencari Putri. Dia tidak punya waktu bertanya kenapa Afif jadi tua.
Wayan bingung, tetapi tetap celingukan mencari Putri. Dia tidak punya waktu bertanya kenapa Afif jadi tua.
Tak berapa lama,
tamu tambah ramai, dan Wayan mengenali tamu-tamu itu walau wajahnya sudah berkerut
disana sini . Wayan makin kacau
Sejurus kemudian
Sejurus kemudian
“Bli …? “
Wayan hapal suara itu, suara Putri. Wayan buru-buru
membalikkan badannya. Dan …
Nampak sosok tubuh mungil berbalut pakaian adat Minang.
Terlihat sangat cantik dan matang walau banyak kerut-kerut halus di sudut mata Putri,
sebagian uban juga tampat terlihat samar ditimpa cat bigen. Putri Nampak … ya,
terlihat Tua, walau jauh lebih tua Afif.
Wayan tambah bingung. Ia begitu gusar.
“Aku datang mau melamar kamu. Aku mau kita menikah. Tapi
kenapa kamu nikah dengan orang lain?” – teriak Wayan kalut
Semua tamu mendadak diam. Kemudian salah satu dari tamu
membuka suara, Wayan menoleh. Dia juga Hapal wajah itu. Rekan seprofesinya sebagai kameramen. Hampir tidak ada yang
berubah kecuali urat-uratnya lebih menonjol dan berkerut dikulit tangan serta lehernya. Pria itu
menghampiri Wayan lalu menenangkan
“Bli, sabar, jangan emosi.”
“Tapi, Cak …”
“Bli, mohon dengarkan” Putri memotong pembicaraan Wayan dan Cak Eko
“Ini bukan pernikahan saya. Ini perniikahan anak saya"
Wayan tambah tercengang. “Hah?! Maksudnya?”
Kemudian Afif menuntun Wayan agar duduk. Semua tamu
masih terdiam dan memperhatikan.
“Benar Bli, ini pernikahan anak perempuan Putri. Kami semua datang untuk reuni” jelas Afif
Wayan menatap para
tamu, dan akhirnya dia ingat semua tamu-tamu itu . Ada Rika si Reporter, Dona sekretaris Big Boss, Ari Dasis kameramen yang ceking, lalu Sandra si Editor,
Melissa dan Reza yang juga reporter, Noorman driver yang setia mengantar liputan, kemudian dia menatap lagi wajah Cak Eko &
Afif bergantian
“Lo koma panjang, setelah bengkong salah sunat titit elo,
dan bengkong itu akhirnya dipenjara karena dugaan malpraktek sunat” cerita Cak
Eko
“Iya, dan karena lo nggak siuman, maka Putri kemudian menikah
dengan keponakan Pak Ilham Bintang, dan dikaruniai seorang anak, lalu hari ini hari
perkawinan anak nya Putri” sambung Afif
Wayan terdiam. Dia memandang nanar sebuah kalender di
dinding
AGUSTUS 2037
* Cerita ini haya imajinasi belaka. Diambil dari nama-nama di grup BBM Meruya Udik. Saya persembahkan untuk mereka, yang namanya tertera disana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar