“Karena rumah bukan kaleng biskuit” alasan istri ku
Setelah mencari selama seminggu, akhirnya kami menemukan rumah yang dimaksud, walaupun harganya melebihi dari anggaran, tetap kami sewa. Yang penting istri ku senang.
Dinihari itu aku terbangun dengan dada sesak. Asap memenuhi ruangan. Istri ku tampak lemas. Terdengar jendela pecah dilempar batu. Api tengah melalap ruang depan. Dengan sisa tenaga, ku papah istri ku berjalan keluar lewat pintu dapur. Para tetangga sigap menolong. Kami selamat. Pingsan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar