CURCOL

Curcol (20) fenomena (20) Fiksi (9) Opini (19)

Rabu, 08 Februari 2012

Pria-pria Setia

Jam di dinding menunjukkan pukul 2 dinihari, saat BlackBerry saya berdering melantunkan Party Doll nya Mick Jagger. Di layar tertera nama (bekas) teman sekolah saya, Cantik. Dengan malas saya angkat. "Halo ...?" . 

Terdengar Suara di sebrang sana, berupa Tangisan! Sontak nyawa saya langsung kumpul. "Cantik! Lu kenapa?" dada saya berdebar keras. Saya takut terjadi apa-apa. Suara tangisan cantik makin jelas, berupa sesegukan dan sesekali "melolong" . "Cantik? Ada apa?" tanya saya lagi. "Semua berakhir Ki ... semua sudah berakhirrrr ... huhuhu ... abis semua ki .. abis sudah guee ... huhuhu " akhirnya dia menjawab, walau terputus-putus bercampur isakannya. Saya menarik nafas lega -karena bukan berita kematian- dan tanpa penjelasan lebih lanjut, saya paham sekali apa maksud perkataannya.

20 menit selanjutnya, saya hanya mendengarkan Cantik menangis, terisak, meraung, melolong, dan saya fikir, memang itu yang di butuhkannya saat ini, seseorang yang memahami nya, mendengarkan "kehancuran" nya. Tiba-tiba pesan pendek masuk ke HP saya satu nya, dari nomer Cantik yang lain. Isi nya sudah saya duga. Sebuah Forward an SMS , yang tidak lagi berupa "pesan pendek".

***

"Sori Mom, pin BB lo terpaksa gue apus, bini gue sekarang udah tau fungsi & mempergunakan BB" jelas teman saya (tepatnya kenalan sih) , waktu saya pertanyakan mengapa nama nya hilang dari list bbm saya. Ini kesekian kalinya dia menghapus data orang-orang yang tidak di kenal oleh pasangannya. "gue juga sengaja menghapal nomer lo - dan nomer2 cewek laen hehehe - (masih bisa ketawa dia) karena gue ga mau nyimpen di HP" . Terangnya pada kesempatan sebelum nya. "Repot banget sih, Lo? kan kita gak ada apa-apa? Lo juga di mana, gue di mana?" tanya saya. "Aduuh, gue gak mau ada masalah sama bini gue, gue gak mau nyakitin hati nya, dan gue juga gak mau repot jelasin panjang lebar, udah ... mending begini aja"

"Gue sih cuek aja, nerima telpon atau nelpon cewek depan bini gue, die udah biasa ... kecuali dari Irene, gue kaga berani! hahaha" kata teman saya yang lain. Saya agak terkejut. "Loh, kenapa? apa beda nya" . "Yaaaah, lo kan tau, gue & Irene 12 taun lalu pernah pacaran, meski sebentar. Bini gue tau itu" jelasnya lagi. "Ya, tapi kan lo sama Irene sekarang udah gak ada apa-apa? Irene juga udah merit & punya anak kok?" rasa penasaran saya muncul. "Nggak lah, gue ngga mau melukai perasaan bini gue, biarin aja tetap begini, lagi pula gue nggak mau perkara sepele, karena Irene, gue jadi ribut. Toh Irene paham, kalo gue bilang lagi di rumah, dia gak akan nelpon"

"Buat aku, pernikahan hanya sekali, apapun yang terjadi, aku tidak akan menceraikan istri ku." kata teman ku yang lain lagi, pada kesempatan berbeda, saat kami terlibat produksi bareng. Sudah menjadi rahasia umum, teman ku ini emang seorang pemain cinta (baca : Player) .  "iye, tapi lu cinta nggak sama istri lo?" tanya saya selengekan. Dia menarik nafas, "Dua minggu aku kenal dia, lalu aku nikahi dia ... aku sayang sama dia, aku sangat sayang pada anak-anak" saat menjawab, saya lihat Matanya menerawang jauuuh sekali. "Gue coba perjelas, lu gak cinta dia, karena berjalannya waktu, lu sayang dia, lu pilih nikahin dia bukan sebagai pasangan, tapi sebagai Ibu yang baik bagi anak-anak lo?" tebak saya. Dia tersenyum "Iya, dia baik banget. aku tau dengan banyak perempuan dalam kehidupan ku di luar ini, itu sudah menyakiti dia, dan aku gak akan menambah sakitnya dia dengan meninggalkannya ataupun memadu nya"

"Senin sampe jum'at adalah waktu gue cari uang, berkutat dengan waktu. Jum'at malam, wajar gue melepas penat selama 5 hari kerja dengan clubbing atau ngafe dengan teman-teman" cerita bekas teman kantor saya, yang saat ini posisi nya sangat bagus di kantor nya. Potret Pria mapan metropolis lah. "istri gue tau, dan dia paham betul. Yang pasti, sabtu-minggu adalah total waktu gue buat dia & keluarga, ngga ada gangguan apapun dari siapapun" tambahnya lagi. Saat itu, kami sedang clubing bareng di sebuah diskotik terkenal di Jakarta. Saya manggut-manggut aja tanda mengerti, sambil senyam senyum melihat dia asik berpelukan dengan seorang lady eskort.

***

Di ujung sana, tangis cantik belum juga mereda. Sejurus kemudian, Cantik mematikan telepon sepihak, tanpa pamit.

Cantik, adalah sebuah kisah tentang "korban" KESETIAAN PRIA , yang memilih tetap berada pada kiblatnya, yakni Keluarga, anak & istri. Banyak canti-cantik lain di luar sana, yang harus rela berujung "hancur" karena si Pria, tidak memiliki kekuatan, -bukan, lebih tepat nya, tidak ingin menggunakan kekuatannya- untuk membangun istana baru yang kokoh, sama kokoh nya dengan istana yang sudah ada.

Pada awalnya, Cantik mungkin hanya ingin dekat, kemudian pada akhirnya tumbuh sebuah simbiosis mutualisme pada hubungan tersebut. Cantik sadar betul, sedari awal, hubungan mereka hanyalah sebuah bangunan berupa ISTANA PASIR, yang mudah tersapu ombak, dan begitu rapuh. Tapi saling membutuhkan itu yang terkadang membuat semua kemudian di permudah. Cantik juga sadar, bahwa kelak akhir hubungan ini adalah menyakitkan. Hanya menunggu waktu. Dan kemarin, The Time Has Come.

Apakah mereka Pria-Pria yang takut istri? TIDAK. Mereka "contoh" pria bahagia dalam mahligai rumah tangga nya, mereka pria-pria dengat komitmen yang tinggi dan kuat. Pria yang menjunjung tanggung jawab terhadap pilihan yang sudah di ambilnya. Mereka orang-orang yang tidak akan pernah mengabaikan bahkan meninggalkan pasangan dan anak-anak yang di lahirkan dari rahim pasangannya. Pria yang hanya ingin "berbagi kesenangan" dan menjalani hubungan tanpa ujung dan tujuan pada bukan pasangannya.

"Gimana kalo suami elo kayak gitu, Mom?" tanya hampiiir semua orang yang menjadi teman saya, bahkan dari mereka, juga dari kalian, kan? . hmmm ... hehehe ... kena deh, saya .

Jawaban saya serupa. Selagi saya tidak tau, selagi tidak main hati, selagi itu tidak mengganggu keharmonisan rumah tangga saya, selagi tidak mengurangi jatah bulanan saya, selagi dia tidak meninggalkan komitmen dan kewajibannya, selagi kami tetap bersama ... saya rasa bukan masalah. Karena suami saya, adalah PRIA SETIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar