CURCOL

Curcol (20) fenomena (20) Fiksi (9) Opini (19)

Rabu, 08 Februari 2012

Puisi-Puisi Kecil Untuk ku

Udah jarang banget gue nulis blog. ‘Cause emang disamping hati gue ngga lagi sedih (gue jadi lancar nulis kalo gue lagi sedih hihihi), gue lebih suka ngungkapin isi hati dengan ngobrol, ngomong ke orang. Siapa aja. Asal bisa jaga rahasia, dan yang pasti, mau jadi pendengar serta teman share yang asik. Hmmm, kadang-kadang, dengan ngomong, ngga ada bukti otentik kalo gue pernah ngalamin sesuatu. Gue bisa aja menyangkal sewaktu-waktu pernah ngomong gitu. Tapi kalo tulisan, itu bukti banget. Ya to ya to ya Tooo?

Terus, lah ngaapa sekarang gue nulis? Gara2 nya HP SAMSUNG dengan NO XL gue dah mulai lemoott kalo buat buka dan kirim SMS. Usut punya usut, inbox gue udah kepenuhan dengan pesan-pesan ngga penting, Diantaranya keterangan kalo pesan sudah terkirim. Dan mulailah gue apusin satu-satu, di jum’at sore yang menjemukan, sambil dengerin eca ngoceh diruang rapat.

25 November 2008 dari GENTUR

Dan Hujan sisakan dingin yang menggigit, lewat jendela ku amati langit, aku sebut satu nama, lirih menjerit. akan lamakah air mata mengalir berparit-parit?

gue senyum2 sendiri baca SMS itu, yang gue inget, dikirim gentur jam setengah 3 pagi. Gentur adalah Temen gue jaman kuliah dulu, yang lebih dari 10 tahun gue ngga ketemu, dan akhirnya gue jemput pada suatu malam di IKJ sebulan lalu, saat dia ikut festival film indie. Asli, ngga ada yang berubah dari gaya nya, cara bicara, maupun kesan ramahnya. Tindikan di telinga serta kumis & jenggotnya yang dibiarkan lebat acak-acakan. Tapi 10 tahun bukan waktu yang sebentar, dan gue tetap liat perbedaan gentur usia 22 dan gentur yang 32. Dan yang paling jelas adalah, jumlah tatto di lengan dan kaki nya, yang bisa di bilang kayak sarung tangan dan sarung kaki, karena full tanpa warna kulit cokelatnya yang tersisa.

Gentur bermalam dirumah gue. Sampai pagi kami membahas berbagai macam cerita. Dari soal teman2 kampus sampai kegiatan kami masing selama 10 tahun ini (sebenarnya ngga mungkin cukup waktu, tapi bisa mewakili lah). sampai pada sat dia bercerita, pada festival film ini, dia bertindak sebagai penulis skenario sekaligus sutradara. Sutradara sih Oke. Tapi penulis skenario? Gentur penulis skenario? bukan 1/2 tidak percaya lagi, jujur gue ngga percaya! Bagaimana mungkin, Gentur yang gue tau cuma mabok mabok dan mabok? bukan gue underestimate … tapi …

“aku nulis ki” kata dia, tanpa merasa tersinggung dengan guratan nyata ketidak percayaan dari wajah gue. “aku tau kamu ngga akan percaya. aku nulis cerita anak-anak. beberapa karyaku di muat di majalah bobo” . gue cuma bisa diam. takjub. dan woow! (Cyiiiiin, lo bayangin ngga, deskripsi gue tentang sosok Gentur diatas, dan dia bilang, dia nulis cerita tentang anak-anak dan di muat pula di majalah Bobo? -Bobo teman bermain dan belajar- be ‘o be ‘o Bobo!)

“sekarang aku lagi nego dengan sebuah penerbit, yang mau membukukan tulisan ku” lanjutnya dengan tanpa nada bangga apalagi sombong. lagi-lagi gue cuma bisa merasa “you unbelievable” …

“aku menulis ki, bukan penulis. aku suka menulis. dan aku ngga mau disebut seorang penulis. aku ya gentur. ”

Terbayang siluet dengan warna sephia 10 tahun lalu gue dan dia sama2 nge buks di sebuah lapangan sepak bola, di belakang roti bakar Gejayan, atau saat gue main ke kostnya, di mana dia dengan teman2nya sedang asik terkikik-kikik tertawa tidak jelas, akibat pengaruh marijuana, atau dia yang datang ke kost gue dengan mata merah dan mulut bau jigong karena ngga mandi berhari-hari.

Ah, ternyata gue ngga kenal betul siapa Gentur. Gue cuma tau Gentur diluarnya aja. Gentur ternyata lebih nice dari yang gue bayangkan (padahal dalam pengetahuan gue, gentur memang nice person). Gentur sosok yang … membumi, ceria, romantis dan … lucu.

gue lanjutkan membaca sisa SMS nya hari itu :

Mencoba mendokumentasikan suasana hati, apapun itu, tawa-duka-suka-cita-luka-bahagia. Iya, terlanjur terbiasa hidup dengan hati. Selamat pagi ...

dan gue pun tersenyum sendiri.

selamat bekerja. dan secangkir cokelat hangat, tepat buat bekal hari yang semoga tidak berat.

29 NOV 2008

Yang berkunjung di ujung minggu, yang selalu mengetuk pintuku, apa maksud mu? siapa nama mu? kenapa tersedu? ah, isak mu yang pilu, lama-lama membuat ku malu …

3 DES 2008

Sore. Seikat bunga kering dan rumput liar, yang biasa terabaikan di belukar. Diciptakan menyatu, biar tidak pudar. Iya, seikat bunga kering dan rumput liar.

Dan hari-hari gue pun selalu menanti puisi-puisi kecil Gentur, yang dia kirim kan buat gue, sebagai tanda persahabatan seorang seniman sejati kepada teman lamanya. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar